Jumat, 14 September 2012

Do


hari ini aku kembali bertemu denganmu
kau berada tepat didepanku
tersenyum menyebalkan seperti biasanya
dan itulah senyum yang selama dua bulan ini kurindukan
seketika parfummu menyeruak kedalam rongga hidungku
memenuhi pikiranku tentang masa lalu, masa lalu kita
tangan ini, ingin menyentuhmu, menggenggammu erat
ingin bisa memelukmu
mata ini, dengan nakalnya ingin memandang wajahmu sepuasnya
tapi tak bisa kulakukan, aku terlalu takut, menghapus ingatan tentangmu
itu lah yang kutahu dan harus kulakukan
kau bukan milikku, walau terkadang belum bisa ku terima
wajahmu, tingkah lakumu, suaramu
begitu membuatku rindu
seperti saat kita duduk bersama dan saling bertengkar
kau begitu nyata dan tepat berada dihadapanku
namun syarafku kaku dan wajahku mengatakan "menghilanglah"
sadarkah,
bahwa ada seseorang  yang merindukanmu?
bahwa seseorang menginginkanmu?
begitu ku ingin menyerah, dan berusaha melupakanmu, kau hadir
tepat dihadapanku dan membuatku ingin menangis lalu memintamu kembali
tak banyak yang ku inginkan
tapi satu hal yang ingin ku katakan
bahwa ada seseorang yang sedang merindukanmu
disini, tepat dihadapanmu

Sabtu, 11 Agustus 2012

Gadis Kecil

Hiruk pikuk pasar membungkam tangismu
tebaran wewangian rempah menemani langkah kecilmu
berjalan menjinjing keranjang keranjang besar diatas kepalamu
wajah sayumu menawarkan sedikit jasa pada para pengunjung
tawa kecil berlalu lalang tanpa sadari kehadiranmu
apa yang kau rasakan gadis kecil?
tak lelahkah tubuh mu menahan beban dikepalamu?
inikah takdirmu?
menjalani kehidupan fana penuh intrik
kemana para pelindung?
dimana orang tuamu dik?
dimana pemerintah?
Tak sadarkah mereka bahwa kau cikal bakal penerus bangsa
bahwa ditanganmulah bangsa ini berharap
intrik kursi pemerintahan menghamburkan uang rakyat
membisu mematung tanpa mau melihat ke arah gang sempit jalanan
tikus - tikus berpesta pora,tertawa dengan perut perut buncit kekenyangan
sementara dirimu,
mengangkat keranjang beban diantara pesolek
debu keringat menutupi tubuh kurusmu
semoga nasibmu berubah dik
jangan hiraukan mereka yang melupakanmu
keceriaanmu adalah senyum masa depan bangsa ini
tertawa rianglah,seriang mereka yang diatas bermain api
temukanlah kebahagiaanmu
kejarlah impianmu
raihlah semua cita dan keinginanmu
dunia ini milikmu,bukan para koruptor egois yang memegang topeng pemerintahan
 

Senin, 23 Juli 2012

en noir et blanc part I


Cinta bukanlah hal yang gampang ditebak, tak bisa dicari, namun ditemukan layaknya intan permata. Bahkan ketika membicarakan hal ini, tak banyak yang ketahui, karena ini hanya dapat kurasakan. Jika aku mulai membicarakan tentang cinta secara abstrak, seakan semua yang kulakukan terasa benar, seakan indah dunia kurasakan tiap menit kulalui bersama orang yang ku cintai. Namun bagaimana jika cinta itu terhalang? Bukankah terlalu muluk jika aku selalu membicarakan tentang cinta? Yah, inilah hidup, tak pernah lepas dari kata itu, kita bertemu seseorang, merasakan sesuatu yang berbeda di hati, berdebar, berkenalan, merasakan adanya kecocokan, dan jatuh cinta. Itulah siklusnya. Tapi benarkah semuanya bisa seindah itu? Tidakkah kita merasa bahwa banyak perbedaan mendasar yang dapat meruntuhkan kata cinta? Agama, ras, suku, dan budaya.  Takdir menyatakan bahwa, semua tak indah sesuai harapan kita, tuhan memberikan kita kebebasan untuk memilih, tetapi manusia membentuk suatu pembatas untuk membatasi kebebasan itu. Terlepas dari bagaimana kita ingin memiliki seseorang, pentingkah jika orang yang kau cintai berbeda pemahaman denganmu? Akankah itu menjadi penghalangmu?
          Situasi inilah yang akan menjadi bibit dari segala kegusaranmu. Menjadi andil dalam segalam pengambilan keputusanmu. Aku sering mendengar bahwa cinta itu datang ketika kita lengah dan ketika waktu yang bisa saja kita tidak harapkan, bahkan dengan orang yang sama sekali tidak kita duga. Aku mengerti bahwa hidupku bukanlah cerita dongeng yang akan selalu brakhir dengan indah, bahkan lebih banyak ku dapatkan kekecewaan didalam hidupku. Ketika aku terjatuh dan tersakiti oleh cinta, aku menjadi kuat secara fisik, hatiku menjadi keras namun lemah, seperti kaca, yang terlihat kokoh, tetapi jika terusik sedikit dapat hancur dan pecah. Ingin ku rasakan indahnya saat aku mencintai seseorang, tertawa bersamanya, memberikan pelukan semangat padanya, dan senyuman hangat ketika ku butuhkan kenyamanan. Dan aku bertemu denganmu, tentunya dengan segala tingkahmu yang menyebalkan. Kita bertemu saat aku memasuki dunia perkuliahan. Kau seorang senior galak yang sangat menyebalkan. Mungkin memang telah ditakdirkan kita harus bertemu, karena kita satu jurusan dan kau adalah senior pendamping masa orientasi mahasiswaku. Kau tidak terlalu tinggi, memiliki jenggot tipis didagumu dan rambut yang acak - acakan. Bagiku kau sangat,sangat... tidak rapi, dengan baju kaos hijau dan celana jeans robekmu, kau berdiri dihadapanku dan teman - temanku. Perangaimu  membuatku malas bertemu denganmu, kau galak, kata - katamu keras dan kasar, emosimu tak terkontrol, banyak bicara, dan membuatku mengambil kesimpulan, bahwa kau sama sekali bukan kriteriaku. Cara pandangmu, kata kasarmu, bau khasmu dari asap rokok yang amat ku benci. Aku tak suka padamu.
          "Nama saya Tio. Bila ada yang menentang pengkaderan, silahkan berhadapan dengan saya",ujarmu dengan gaya khas yang sangat menyebalkan. "Tunduk tertindas atau bangkit melawan, karena mundur adalah pengkhianatan", itulah kata - kata sakralmu.
          Sangat menyebalkan jika mengingat bagaimana tingkah menyebalkanmu, semua perkataanmu, cara berpakaianmu, asap rokok yang berterbangan di udara dan membuat kapalaku pening. Bisakah ada orang yang memberitahumu, bahwa tingkahmu itu menyebalkan? Bahwa kau tidak pernah mau dikalahkan dalam tiap pembicaraan, itu membuatku berpikir untuk menaruh gumpalan kapas kedalam mulutmu.  Pikiranku mulai menjelajah ketika kau hadir dengan sosok dirimu yang sesungguhnya hadir dihadapanku. Begitu berbeda, dan membuatku nyaris terheran heran melihat sikapmu yang begitu berbeda. Begitu lembut, hangat, dan bersahabat.
          Aku dan kau menjalin semuanya dari pertemanan, tak ada yang spesial, hanya teman bertukar pikiran. Dengan cepat, aku dapat memahami bagaimana karaktermu dan begitu juga sebaliknya, ada satu persamaan yang ku dapatkan, kita sama - sama keras kepala. Tapi itu tak menjadi masalah, kita sering bertengkar tentang banyak hal, dan ketika selesai, kita tertawa bersama, menertawai diri masing - masing. Dengan segala keegoisan dan kebodohan yang bisa saja kami perbuat, Tio. Namamu bukanlah nama yang unik, namun semua tingkahmu terlihat ganjil di mataku. Menarikku lebih dalam untuk lebih mengenalmu, dan dengan bodohnya, kulakukan hal yang sama, aku menarikmu masuk kedalam duniaku, dan aku semakin menarikmu lebih dalam. Kita semakin dekat, semakin akrab, dan aku mengetahui bahwa kau bukanlah orang yang sepenuhnya menyebalkan. Tanpa bisa ku hentikan, kedekatan kita membuat temanmu salah presepsi dan mengacuhkanmu, hal ini membuatku tak enak hati.
          "Bagaimana dengan temanmu?", tanyaku
          "Entahlah,aku juga tidak mengerti sifatnya. Seperti anak kecil saja."ujarmu.
          "Aku merasa bersalah."
          "Kenapa kau yang mearasa bersalah. Ayolah. Bagaimana jika kita makan saja sekarang? Perutku belum terisi sejak siang."
          Hingga ku sadari, inilah hal yang akan menjadi masalah. Kau jatuh cinta padaku. Aku menyadari itu. Sorot matamu, gerak tubuhmu, perhatianmu, dan semua kata - katamu. Tapi mengapa ada sesuatu yang salah, dan aku membiarkanmu melanjutkan hal itu. Rutinitas yang kau sisipkan didalam hari hariku membuatku sedikit nyaman jika berada didekatmu. Karena setiap pembicaraan kita, tentang apapun, aku dapat tertawa lebar dan mendapat kenyamanan darimu. Semakin lama, obrolan kita semakin intens. Kau mulai menunjukan perhatianmu, dan aku dengan lugunya menyambut perhatianmu. Sebenarnya, tak dapat ku pungkiri bahwa perhatianmu sedikit membuka celah dalam hatiku. Namun, aku mengetahui bahwa kau mempunyai seseorang yang telah bersamamu selama 4 tahun, dan sangat kau cintai. Maka aku membatasi diriku untuk dapat menutup jalan aku menyukaimu. Walau aku tahu, kau telah ditinggalkan dan kau telah tersakiti, namun dalam hatimu masih ada namanya dan kau masih setia menunggunya kembali. Aku mengetahuinya. Malam itu kau sedang bersamaku, menemaniku dengan setumpuk tugas penuh angka. Seperti biasa, kita bicara, tertawa dan saling mengejek.
          "Lia,"kau menatapku. Aku tahu tatapan itu, dan aku membalasnya.
          "Ya?".
          "Apa aku menyukai seseorang?"
          "Entahlah. Mengapa tanya padaku?"
          Kau mendengus kesal. "Tebak saja."
          "Mmm. Mungkin saja. Kenapa?"
          "Kau tahu siapa orangnya?".
          Aku tertawa, bukan karena hal ini lucu. Tapi aku menertawai diriku yang telah mengetahui jawabannya namun tetap menjawab tiap pertanyaanmu. Namun aku berbohong.
          "Mana ku tahu. Kau kira aku dukun,"jawabku
          Kau terdiam. Sekilas ku lihat kau menyeringai, lalu kembali menatapku.
          "Ada orang yang kau suka?"
          "Bukan urusanmu."kataku singkat
          "Yah memang bukan urusanku.
          Memang sudah sifat manusia untuk selalu membuat rahasia didalam hidupnya. Bukanlah manusia jika ia sering membohongi diri sendiri dan orang lain, hanya untuk menghindari dirinya dan orang - orang disekitarnya dengan masalah. Sama sepertiku, aku manusia, dan aku memiliki banyak rahasia yang tak ingin seseorang mengetahuinya, bahkan jika aku harus membayar untuk mengetahui bagaimana cara untuk bisa mengungkapkan perasaan saat itu. Seakan ada peperangan didalam diri yang bergejolak, hingga perutku terasa mual, kepalaku pening dan panas menjalari seluruh tubuhku untuk bisa berbicara jujur terhadap semua perasaan ini.

Selasa, 29 Mei 2012

Close Book

ketika semuanya begitu melelahkan,
menanti, menunggu, atau appalah semua yang bararti bahwa itu adalah dirimu
sangat menjemukan. ketika semuanya kau hancurkan.
pernahkah terpikirkan olehmu bahwa aku bisa saja menghilang?
terpikirkan kah bahwa suatu hari aku akan jenuh menunggumu?
terbayangkan kah olehmu bahwa aku bukanlah boneka yang bisa kau peluk ketika sedih
dan kau tinggalkan saat kau merasa bahagia, bersama yang lain
terlalu lelah memujamu
terlalu letih menunggumu
terlalu sakit untuk dilanjutkan
dan jika kau tahu, bahwa aku juga manusia biasa..
aku bukan wanita batu yang tak punya perasaan dan membiarkan semuanya mengikuti alur
dan ketika aku mengikuti alurku
jangan kau sesali semua
jangan kau tangisi bahwa kau akan kehilangan aku

karena semua pengorbananku kau sia - siakan begitu saja
tanpa kau sadari bahwa akulah yang tulus padamu
tanpa kau perhatikan bahwa akulah yang selalu menantimu
melihat senyummu
menangisi kesedihanmu
merasakan kelelahanmu

ini akhirnya
ini klimaksnya
tak perlu kau ungkit kembali
cerita lama dan usang, memang seharusnya dikubur sedalam dalamnya
namun aku bersyukur
inilah pembelajaranku
bahwa mencintai tak selalu indah
bahwa mencintai tak selamanya akan terbalas, bahkan hanya akan dipermainkan
ini karma ku
tunggulah karmamu
aku berdoa untuk kebahagiaanmu

salam cinta untukmu

Letter to My Parents

Kasih sayang,
adalah suatu perasaan dimana ingin menjaga dan mencurahkan segenap perhatian kepada seseorang yang dicintai.
Namun terkadang banyak kasih sayang disalah artikan,
sebagai pengekang, sebagai pembatas kehidupan,
contohnya kasih sayang orang tua kepada anaknya

aku dulu sering berpikir bahwa orang tua ku tak sayang padaku,
mengekang semua kebebasanku
memberiku penjara dan pembatas yang memisahkan ku dari dunia luar
selalu memarahiku jika ku langgar perintahnya

aku benci mereka

itulah yang sempat terpikir ketika keinginanku tak dikabulkan

tanpa aku mengerti bahwa itulah kasih sayang mereka
tanpa aku berpikir bahwa itulah bentuk cinta mereka
hanya saja mereka tak bisa mengontrolnya
mereka terlalu sayang padaku
mencurahkan segala perasaan mereka agar aku terlindungi dari jahatnya dunia
mereka masih takut jikalau aku belum siap menyambut dunia yang keras
memberikan pengertian agar aku tetap berada dijalur mereka
tanpa memandang seberapa banyak aku mengecewakan hati mereka


ibu,
ia adalah wanita yang merelakan nyawa nya diambang kematian
hanya demi memberikan aku kehidupan
membawa insan baru bagi dunia
membiarkan aku merasakan segarnya udara
merasakan hangat matahari
ibulah yang memberikan kita kenyamanan dalam pelukannya
menenangkan hati aku ketika bersedih
tersenyum walau hatinya tersakiti
memberikan air terbaik yang hanya kita dapatkan dari seorang ibu
walau terlihat lemah
namun kekuatan yang sesungguhnya berada pada doanya
tanpa doa seorang ibu, anak tak akan menemukan kebahagiaan
kesedihan sehari seorang ibu tak akan terbayar dengan kesedihan anak seribu tahun

wanita paling setia
mengerti siapa aku, melindungi aku dari bahaya
mencium keningku saat akan tertidur
tak ada yang lebih indah dari senyuman seorang ibu.

ayah,
seorang pria yang memberikan  pelayanan terbaik untuk ku
menimangku, mengajarkan bagaimana seharusnya aku menjadi anak yang baik
menumbuhkan semangat dan motivasi untuk bisa lebih sukses dari dirinya
merelakan tubuhnya yang telah lelah untuk terus bekerja
membiarkan peluh membasahi keningnya hanya untuk sesuap nasi
walau terkadang ayah terkesan tak perduli
namun beliau selalu memantau, khawatir, bahwa jika anaknya tersakiti
menangis didalam hati atas kegagalan anaknya
memendam rasa amarah jika anaknya mengecewakannya
hatinya yang keras bukanlah tabir sesungguhnya
beliau hanya inginkan keteraturan, kedisiplinan, dan ketepatan
tak ada yang dapat mengalahkan semangat seorang ayah

mereka adalah guru terbaikku. mengajarkanku tidak hanya sebatas menghafal rumus dan nama - nama latin, lebih dari bagaimana pemahaman hidup, mencari jati diri, dan berpikir tidak hanya dengan mengikuti kata hati, namun melihat secara cermat dengan bantuan logika yang tepat.
memberikanku semangat ketika aku terjatuh, mengucapkan selamat ulang tahun padaku dipagi hari, mengecup kedua pipiku, sentuhan hangatnya menenangkan hatiku yang gelisah.
tak ada kata - kata terbaik untuk mendeskripsikan bagaimana sesungguhnya kasih sayang orang tua. bahkan jika ada, kata - kata itu belumlah cukup untuk semua yang mereka telah lakukan padaku
cinta mereka terlalu besar, kasih sayang mereka tulus tanpa meminta balasan. bahkan mereka hanya ingin yang terbaik bagiku dan saudara - saudaraku, tak perduli seberapa sakit dan letih badan mereka, seberapa terang penglihatan mereka untuk terus memandang masa depan anaknya.

tidak kah kita berpikir?
bagaimana kerasnya orang tua mencari nafkah demi kenyamanan kita?
memberikan yang terbaik agar kita layak menjalani hidup
baju terbaik. makanan dan minuman terbaik. sekolah terbaik. pendidikan terbaik. semuanya..
hanya demi menyiapkan kita,
jika suatu hari nanti mereka harus pergi,
kita telas siap untuk mandiri tanpa mereka
tanpa kasih sayang mereka secara nyata..

semua yang telah kita lakukan, rasa bakti, kasih sayang, cinta yang tulus ikhlas, tak akan bisa membayar dharma orang tua kita
sadarkah? ketika kita semakin dewasa, memiliki segalanya, kita lupa pada orang tua kita. karena kebanyakan kita lebih mementingkan kekasih, karir dan masa depan. kebahagiaan.
tapi mengapa kita lupa? bahwa yang sesungguhnya memberikan kita kebahagiaan adalah orang tua, yang selalu berdoa agar kita selalu bahagia adalah orang tua
mengapa kita bisa bersikap kasar pada mereka?
mengapa masih saja kita melanggar apa yang telah mereka ajarkan?
mengapa kita masih terus berbohong pada mereka?
padahal orang tua tak pernah mendoakan agar anaknya celaka, tak pernah menginginkan hal buruk terjadi pada kita, masih saja dapat memaafkan walau mereka mengeluarkan amarah mereka.
berapa kali kah anda memikirkan orang tua anda saat anda jauh dengan beliau?
lebih banyak mana anda memikirkan orang tua anda atau kekasih anda?
terbayangkan kah?
jika esok kita membuka mata, ayah, ibu kita menghilang
meninggalkan kita dengan segala hartanya
namun tidak dengan segala bentuk kasih sayang mereka
amarahnya,
pukulannya,
geramannya,
dan itu semua berakhir jika kita berkata, "maaf ayah, maaf ibu"
mereka akan tersenyum kembali
menatap lembut pada kita,
menggenggam tangan kita dengan lembut
membimbing kita
mengelus kepala kita

itu semua hilang ketika kita membuka mata. apa yang kau rasakan?
sebelum itu semua terjadi, peluklah ibu dan ayahmu, lakukan segalanya agar mereka bahagia. sayangi mereka melebihi dirimu sendiri, melebihi hidupmu sendiri, karena bahwa sesungguhnya merekalah yang memberikan kehidupan padamu
katakan pada mereka, "aku mencintai ayah dan ibu"
cintailah mereka melebihi pekerjaan mu, melebihi kekasihmu,
karena sesungguhnya, ayah dan ibu adalah tuhan terdekat kita. hormatilah selayaknya pelayananmu pada tuhan. maka disanalah akan ditemukan kebahagiaan, keberhasilan dan kesuksesan.

NB :
untuk orang tuaku
terima kasih telah melahirkan, merawat dan mendidikku
doaku agar kalian selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa dan selalu sehat
salam terkasih
dari putrimu
Lia